Laman

Kamis, 12 Maret 2015

Gambaran Penduduk Miskin (sebuah ironi capaian MDGs 2015 bagi Indonesia)

Secara harfiah, kemiskinan berasal dari kata dasar miskin diberi arti “tidak berharta benda”. Dalam pengertian yang lebih luas, kemiskinan dapat dikonotasikan sebagai kondisi ketidak-mampuan baik secara individu, keluarga maupun kelompok, sehingga kondisi ini rentan terhadap timbulnya permasalahan sosial yang lain (Poerwadarminta, 1976). Sementara dari sudut pandang tentang pengertian kemiskinan pada dasarnya dapat dikelompokan ke dalam tiga bentuk, yakni kemiskinan structural, kemiskinan relative dan kemiskinan absolute. Dari ketiga sudut pandang tersebut penulis membatasi dan lebih menekankan pada kemiskinan absolute karena pemahaman dari bantuk kemiskinan ini relatif lebih tepat untuk menggambarkan kondisi fakir miskin.
Menurut Ginanjar (1997) menjelaskan kemiskinan absloute adalah kondisi kemiskinan yang terburuk yang diukur dari tingkat kemampuan keluarga untuk membiayai kebutuhan yang paling minimal untuk dapat hidup sesuai dengan martabat hidup sesuai martabat kemanusiaan. Sementara Nasikun (1995) memberikan pemahaman kemiskinan secara lebih lengkap yaitu sebagai sebuah fenomena multifaset, multidimensional dan terpadu. Artinya hidup miskin bukan hanya berarti hidup dalam kondisi kekurangan sandang, pangan dan papan. Hidup dalam kemiskinan seringkali juga berarti akses yang rendah terhadap berbagai ragam sumberdaya dan aset produktif yang sangat diperlukan untuk dapat memperoleh sarana pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup yang paling dasar antara lain: informasi, ilmu pengetahuan (pendidikan), kesehatan, teknologi, dan modal (capital). Lebih dari itu hidup dalam kemiskinan sering kali juga berarti hidup dalam alienation, akses yang rendah terhadap kekuasaan dan oleh karena itu pilihan-pilihan hidup sangat sempit dan pengap.
Pengertian diatas sejalan dengan hasil dari World Summit for Social Develpoment di Copenhagen (1995) yang menyepakati bahwa kemiskinan memiliki wujud yang majemuk, termasuk rendahnya tingkat pendapatan dan sumber daya produktif yang menjamin kehidupan berkesinambungan, kelaparan dan kekurangan gizi, rendahnya tingkat  kesehatan, keterbatasan dan  kurangnya akses pada pendidikan dan layanan-layanan pokok lainnya, kondisi   tak wajar  dan kematian akibat penyakit yang terus meningkat, kehidupan menggelandang dan tempat tinggal yang tidak memadai, lingkungan yang tidak aman, serta diskiriminasi dan keterasingann sosial. Kemiskian juga dicirikan oleh rendahnya tingkat partisipasi dalam proses pengambilan keputusan dan dalam kehidupan sipil, sosial dan budaya.
Selain memiliki ciri-ciri dan wujud yang majemuk dari penduduk miskin, sebaliknya dengan kondisi miskin diperkotaan dapat  menyebabakan beberapa akibat atau dampak negatif. Uraian mengenai dampak kemiskinan terhadap aspek kehidupan lain ini menggunakan rujukan pendapat Farley (1987) yaitu sebagai berikut; Pertama, kemiskinan berakibat pada partisipasi dan kualitas orang miskin, artinya akses anak-anak miskin terhadap lembaga pendidikan yang bermutu sangat terbatas disamping kemungkinan putus sekolah (drop out) juga besar. Kondisi anak-anak miskin memiliki prestasi yang rendah dibanding dengan anak-anak yang beruntung, kondisi ini akan berdampak dikemudian hari setelah anak-anak miskin dengan pendidikan rendah memasuki dunia kerja. Mereka akan menduduki posisi jabatan rendah atau menjadi tenaga kerja tidak terampil atau bahkan menjadi penganggur (jobless). Selanjutnya jika mereka berkeluarga, maka pendidikan anak-anaknya juga relatif sama dengan taraf kualitas pendidikan yang dialami orang tuanya. Demikianlan siklus pendidikan seperti ini berlangsung dari generasi ke generasi dengan akibat pewarisan kemiskinan antar generasi.
Kedua, Kemiskinan juga berakibat pada perumahan. Menurut Farley, dibandingkan dengan warga negara Amerika Serikat umumnya, orang-orang miskin diperkotaan menempati rumah yang kurang layak huni dalam ukuran Amerika Serikat. Pada musim dingin tidak menggunakan pemanas ruangan (heater) dan pada musim panas tidak menggunakan penyejuk ruangan (air-conditioner) karena mereka tidka mampu membayar tagihan listrik. Akibatnya rumah yang tidak mendukung kesehatan fisik ini adalah rendahnya tingkat kesehatan orang-orang miskin. Tingkat kesehatan dalam rumah juga dipengaruhi oleh banyaknya penghuni dalam rumah (overcrowded) yang disebabkan oleh dua atau tiga keluarga tinggal dalam satu rumah.
Ketiga, masalah lain yang berkenaan dengan perumahan adalah orang miskin yang tidak memiliki tempat tinggal (homeless). Mereka tinggal di taman kota, pinggir jalan, tenda atau tempat-tempat yang disediakan oleh lembaga sosial dan gereja. Penyebab gejala homeless ini adalah pengangguran, tidak memiliki keluarga yang bisa atau mau menampung dan merawat mereka dan dikeluarkanya pasien penyakit jiwa dari rumah sakit jiwa.
Keeampat, kemiskinan juga berakibat terhadap kriminalitas. Disatu pihak, penduduk miskin dapat manjadi korban kejahatan, seperti dirampok dan diperas, karena mereka tidak memiliki akses terhadap perlindungan wilayah yang mereka huni. Dipihak lain, orang miskin juga dapat menjadi pelaku kejahatan yang secara umum disebabkan oleh terbatasnya pendapatan mereka. Kejahatan yang dilakukan oleh orang msikin lebih mudah terungkap karena jenis, tindakan, maupun lokasi kejahatanya berlangsung ditempat-tempat umum seperti perampokan di toko, peredaran narkoba di jalan umum, dan pekerja seks yang menawarkan diri di jalan umum. Disamping itu peradilan tindak kejahatan seperti perampokan, penjambretan dan pencurian berlangsung lebih cepat (karena pembuktinnya mudah) dibanding dengan kejahatan kerah-putih seperti korupsi.
Kelima, adalah akibat kemiskinan terhadap kondisi mental. Dengan merujuk pada beberapa penelitian, terbukti bahwa orang-orang berpenghasilan rendah atau orang miskin merasa kurang bahagia (less happiness) dan bahkan mengalami gangguan mental serius seperti depresi, skizofrenia dan gangguan kepribadian (Donrenwend, 1971; Warneit, Holzer, & Schwab, 1973, Farely, 1987, dalam Markum, 2009). Penelitian lain juga menunjukan rendahnya derajat kebahagiaan orang miskin Amerika Serikat (Campbell, Converse, & Rogers, 1976, Farely, 1987, dalam Markum 2009). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat kaitan yang erat antara kemiskinan dengan gangguan mental (Markum, 2009).
Mencermati kondisi penduduk miskin, kompleksitas permasalahanya dan dampak timbal baliknya yang seakan telah membentuk semacam lingkaran kemiskinan yang tiada pernah putus, tugas pemerintah memiliki tantangan yang besar dalam mengurai benang kusut kemiskinan. Terlebih dengan komitmen pengentasan kemiskinan yang harus di capai pada tahun 2015 sesuai Millenium Development Golas (MDGs) yang masih tersisa beberapa tahun kedepan. Akan tetapi optimisme seharusnya dimiliki manakala pemerintah telah menyusun strategi yang tepat untuk memangkas lingkaran kemiskinan tersebut. Pendekatan yang menurut penulis dapat memangkas lingkaran kemiskinan adalah dengan membuka akses penduduk miskin untuk mendapatkan pendidikan dan layanan kesehatan sebagai manifestasi investasi sumber daya manusia dimasa depan. Sebagai bentuk implementasi investasi sumber daya manusia tersebut telah tertuang dalam program pengentasan kemiskinan yag telah di lakukan oleh beberapa negara di Amerika Latin dan Karibia yang dikenal dengan nama condition cash transfer (bantuan tunai bersyarat) sebagai alternatif pengentasan kemiskinan di Indonesia bukan solusi "instant" dengan membagikan uang tunai meskipun diganti wujud menjadi "kartu" yang pada periode tertentu dapat dicairkan menjadi uang yang hanya dapat digunakan untuk beberap hari saja. Namun program dan perencanaan jangka panjang yang matang sangat-sangat dibutuhkan dalam pengentasan kemiskinan tersebut.

Gini Toponindro
Alumni Magister Psikologi Intervensi Sosial - UI

1 komentar:

  1. Titanium Communications - The TITIAN ARTS
    TITIAN ARTS. titanium pans TIPS - black titanium rings 2021. titanium steel TIPS - 2021. TIPS. PREDICTIONS. TIPS - titanium wedding ring 2021. TITIAN ARTS. PREDICTIONS. TIPS - 2021. TIPS. PREDICTIONS. TIPS. PREDICTIONS. TIPS. PREDICTIONS. titanium blade

    BalasHapus