Kegiatan rutin organisasi tidak dapat dilepaskan dari aktifitas rapat/pertemuan untuk membahas perkembangan organisasi, permasalahan dan tantangan dari program yang telah di jalankan serta peluang-peluang dimasa yang akan datang. Tujuan dari pertemuan tersebut biasanya selalu mengarah pada proses pengambilan keputusan akan sebuah tindakan yang akan diambil untuk menjalankan fungsi organisasi dan tentunya ada capaian-capaian target yang diharapkan. Proses pengambilan keputusan (decision making) dalam pertemuan kelompok yang kita alami sering terlihat alot dalam memutuskan karena adanya perbedaan pendapat antara satu anggota kelompok dengan anggota kelompok lainnya.
Perlu diketahui bahwa kontroversi dalam pengambilan keputusan kelompok memiliki peran yang sangat strategis untuk menghasilkan keputusan yang berkualitas tinggi serta mendapatkan komitmen dari semua anggota kelompok dengan baik. Untuk sebagian orang terkadang adanya kontroversi dalam pengambilan keputusan menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan. Berikut saya uraikan mengenai pentingnya kontroversi dalam pertemuan/rapat untuk menghasilkan keputusan yang berkualitas dari sudut pandang psikologi sosial.
Dalam sebuah proses pengambilan keputusan kontroversi memegang peranan penting sejauh mana kreatifitas keputusan yang akan dihasilkan dari pertemuan kelompok. Dengan kontroversi konstruktif maka ketidaksetujuan pendapat mengarahkan pada pengujian kembali opini atau pendapat anggota, berbagi ide yang berbeda dan menemukan jenis solusi permasalahan kreatif. Kondisi lain menunjukan bahwa hadirnya kontroversi selama kelompok melakukan pertimbangan pengambilan keputusan akan menghasilkan keputusan dengan kualitas yang lebih baik dari pada tidak adanya kontroversi (Bower, 1965; Harper & Asklin, 1980; dalam Putnam, 1989).
Pengertian kontroversi yang konstruktif dalam pengambilan keputusan kelompok menurut Johnson & Johnson (2009) adalah konflik yang terbangun ketika ide, informasi, kesimpulan, teori dan opini satu orang bertentangan dengan satu orang lainya, dan keduanya mencari cara untuk mencapai persetujuan. Dalam kontroversi yang konstruktif ada pembagian peran yang jelas siapa bertindak sebagai peran kontroversi yang akan bertugas menantang ide-ide kreatif dan argument yang lebih berkembang, berfikir yang lebih luas dari semua anggota yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Selanjutnya dalam posisi yang saling bertentangan anggota mempertahankan pendapatnya masing-masing, mendebat pendapat yang berlawanan, diskusi secara terbuka dan mencoba melihat perspektif ide dan permasalahan dari posisi orang lain diluar dirinya (berdiri diatas sepatu orang lain). Pada akhir kontroversi tersebut akhirnya peserta sepakat untuk mengambil sebuah langkah keputusan berdasarkan penilaian alasan terbaik mereka (Johnson, 1970; Johnson, F. Johnson, & Johnson, 1976; Johnson & R. Johnson, 1979, 1989, 1995).
Johnson & Johnson (2009) menyampaikan kontroversi konstruktif ditentukan oleh kondisi: (a) Struktur tujuan kelompok yang kooperatif, artinya anggota kelompok menempatkan kepentingan kelompok diatas kepentingan pribadi, sedangkan struktur tujuan kompetitif akan menghambat efektifitas kontroversi yang konstruktif karena struktur tujuan kompetitif lebih mengutamakan kepentingan pribadi diatas kepentingan kelompok. Dalam konteks kooperatif, kontroversi yang berjalan meginduksi perasaan nyaman, menyenangkan dan mambantu dalam diskusi pada posisi yang berlawanan, mendengarkan dengan fikiran terbuka, mendorong anggota untuk mendengarkan argument yang berlawanan lebih lanjut, pemahaman anggota lebih tepat terhadap permasalahan dan keputusan akhir yang dihasilkan akan lebih baik ( Johnson & Johnson , 2009), (b) Keterampilan menyampaikan ketidaksesuaian pendapat (skill disagreement) dengan posisi berlawanan. Kemampuan menyampaikan pendapat atas ketidaksesuaian pendapat orang lain dapat mempengaruhi apakah pendapatnya akan diterima oleh kelompok. Keterampilan ini juga akan membantu anggota kelompok menyajikan pendapat yang dapat dipahami oleh anggota lain dan pemahaman pesan tersebut tepat (Johnson, 1971 dalam Johnson & Johnson 2009), dan (c) Rational Argument yaitu penjelasan rasional dalam menyampaikan gagasan, mengumpulkan dan mengatur informasi relevan, menggunakan berfikir induktif dan deduktif dan membuat kesimpulan sementara berdasarkan pemahaman saat ini, kondisi lain yang dibutuhkan adalah berfikir terbuka dan memiliki evidence ketika menyampaikan pendaptnya.
Pemahaman akan pentingnya kontroversi dalam pengambilan keputusan ini apabila dapat dipahami oleh para leader dalam suatu organisasi maka diharapkan akan dapat membawa perubahan besar pada keputusan-keputusan yang dihasilkan oleh kelompok/organisasi tersebut. Sekali lagi kontroversi dalam pengambilan keputusan bukanlah sebuah malapetaka melainkan asset yang dapat dikembangan dan diarahkan dengan baik untuk mencapai tujuan bersama dalam organisasi. (toponindro, 2013)
Note: semua referensi ada pada penulis dan sengaja tidak dicantumkan untuk menghindari plagiarisme
Tidak ada komentar:
Posting Komentar